Thursday, October 28, 2010

Model Penyandian

a. Penyandian Monoalfabetik
Sandi Caesar, atau sandi geser, atau Geseran Caesar adalah salah satu teknik enkripsi yang paling dasar, paling sederhana ,dan paling terkenal. Sandi ini hanya cukup menggeser sebanyak n buah. Hasil penggeseran tersebut adalah hasil enkripsi sandi Caesar.
Sebagai contoh, jika n = 3, maka kata „Aku ingin mandi‟ berubah menjadi „Dnx lqjlq pdqgl‟.

Proses memecahkan(deskripsi) Sandi Caesar ini termasuk hal yang mudah karena kita sudah tahu bagaimana mekanisme sandi itu.
Caranya tinggal digeser kembali sebanyak n buah sampai mendapat suatu teks yang pas untuk dibaca dan dimengerti.
Misal contoh „Dnx lqjlq pdqgl‟ tadi, dengan cara „brutal‟, tuliskan saja 26 kemungkinan yang ada (karena nilai n berkisar antara 1 dan 26).
Untuk n = 1, maka teks tersebut menjadi „Cmw kphkp ocpfk‟. Karena teks masih aneh maka dilanjutkan untuk n = 2.
Ketika n = 2, teks menjadi „Blv jogjo nboej‟. Jika n = 3, maka teks menjadi „Aku ingin mandi‟. Karena teks tersebut sudah dapat dibaca dan dimengerti, maka nilai n yang berlaku untuk sandi tersebut adalah 3 atau dengan kata lain digunakan geseran tiga.

b. Penyandian Polialfabetik
Sandi Vigenère merupakan salah satu bentuk penyandian polialfabetik. Sandi Vigenere adalah metode menyandikan teks alfabet dengan menggunakan deretan sandi Caesar berdasarkan huruf-huruf pada kata kunci. Kelebihan sandi ini dibanding sandi Caesar dan sandi monoalfabetik lainnya adalah sandi ini tidak begitu rentan terhadap metode pemecahan sandi yang disebut analisis frekuensi. Giovan Batista Belaso menjelaskan metode ini dalam buku La cifra del. Sig. Giovan Batista Belaso (1553); dan disempurnakan oleh diplomat Perancis Blaise de Vigenère, pada 1586. Pada abat ke-19, banyak orang yang mengira Vigenère adalah penemu sandi ini, sehingga, sandi ini dikenal luas sebagai "sandi Vigenère".
Sandi ini dikenal luas karena cara kerjanya mudah dimengerti dan dijalankan, dan bagi para pemula sulit dipecahkan. Pada saat kejayaannya, sandi ini dijuluki le chiffre indéchiffrable (bahasa Prancis: 'sandi yang tak terpecahkan'). Metode pemecahan sandi ini baru ditemukan pada abad ke-19. Pada tahun 1854, Charles Babbage menemukan cara untuk memecahkan sandi Vigenère. Metode ini dinamakan tes Kasiski karena Friedrich Kasiski-lah yang pertama mempublikasikannya.
Cara kerja


Tabel Vigenère, atau tabula recta, dapat digunakan untuk enkripsi maupun dekripsi sandi Vigenère.
Sandi Vigenère sebenarnya merupakan pengembangan dari sandi Caesar. Pada sandi Caesar, setiap huruf teks terang digantikan dengan huruf lain yang memiliki perbedaan tertentu pada urutan alfabet. Misalnya pada sandi Caesar dengan geseran 3, A menjadi D, B menjadi E and dan seterusnya. Sandi Vigenère terdiri dari beberapa sandi Caesar dengan nilai geseran yang berbeda.
Untuk menyandikan suatu pesan, digunakan sebuah tabel alfabet yang disebut tabel Vigenère (gambar). Tabel Vigenère berisi alfabet yang dituliskan dalam 26 baris, masing-masing baris

No comments:

Post a Comment